Seputar Berita - Studi yang dikerjakan ilmuwan sipil serta militer Cina temukan genetik virus Corona dari trenggiling 99 % sama dengan virus Corona baru dari Wuhan. Awalnya ilmuwan sudah menyangka virus Corona Wuhan datang dari Ular serta Kelelawar semenjak awal kehadirannya pada Desember 2019.
Beberapa ilmuwan sudah mencari asal mula coronavirus 2019-nCoV pada kelelawar buah yang diketemukan di propinsi Yunnan beberapa waktu waktu lalu, tapi seputar 4 % gennya ialah baru. Ini mengaitkan inang penghubung virus, serta beberapa riset sudah memberi beberapa hewan liar yang mempunyai potensi jadi penebar virus, terhitung ular.
Diambil dari South China Morning Post, 9 Februari 2020, team yang di pimpin oleh Profesor Shen Yongyi di South China Agricultural University di Guangzhou, Propinsi Guangdong, menganalisa lebih dari 1.000 sampel serta temukan jika 70 % lebih trenggiling yang mereka check bawa virus yang datang dari keluarga yang sama juga dengan infeksi yang diketemukan di Kota Wuhan, kata beberapa ilmuwan di hari Jumat.
Di tingkat mikroskopis, beberapa periset sipil serta rekan-rekan mereka dari Academy of Military Medical Sciences di Beijing temukan jika beberapa strain virus trenggiling terlihat sama dengan virus Corona baru pada manusia, serta analisa selanjutnya memperlihatkan jika mereka mempunyai 99 % gen yang sama.
Trenggiling ialah inang penghubung prospek, tapi kemungkinan ada banyak inang penghubung," kata Shen. "Contohnya SARS, tidak hanya musang, predator kecil yang lain dapat menebarkan virus. Hasil team belum lewat proses penilaian sejawat (peer ulasan) serta makalah riset resmi tidak ada.
Diambil dari Thepaper.cn, Liu Yahong, rektor kampus, menjelaskan mereka mengharap untuk bikin hasil riset ini diterbitkan secepat-cepatnya untuk menolong mencegah serta pengaturan epidemi dengan ilmiah serta memberi rujukan buat makin banyak ilmuwan untuk lakukan pekerjaan selanjutnya.
BACA JUGA : Telah Tejadi Badai Ciara Di Jerman Dan Inggris : Menghambat Penerbangan
Umumnya beberapa ilmuwan meletakkan penemuan mereka dalam suatu makalah untuk publikasi dalam jurnal akademik, karena itu peer ulasan akan dikerjakan sebelum hasilnya dipublikasikan. Proses ini memerlukan waktu, serta beberapa ilmuwan sudah dibawah desakan dari publik serta sama-sama periset untuk kerja secara cepat sepanjang wabah virus Corona.
Zheng Aihua, seorang pakar virologi dengan Institut Zoologi di Chinese Academy of Sciences di Beijing, menjelaskan satu makalah serta data masih dibutuhkan buat beberapa periset di penjuru dunia untuk menilai serta memperluas karya itu.
Beberapa pertanyaan mengenai pemicu 2019-nCoV masih ada. Contohnya, kelelawar serta trenggiling hidup di lingkungan yang tidak sama. Walau keduanya mamalia malam hari, tidak jelas bagaimana virus melonjak dari kelelawar ke trenggiling.
Trenggiling ialah salah satu mamalia bersisik di dunia serta salah satunya spesies yang sering dicari dalam perdagangan hewan ilegal. Tidak sama dengan kelelawar, trenggiling ialah bahan makanan yang terkenal di restoran serta dipakai jadi obat-obatan herbal tradisionil Cina.
0 Komentar