Seputar Berita - Pemerintah Cina mengubah cara analisis mereka untuk mengetahui masyarakat yang tertular virus Corona (COVID-19) atau mungkin tidak. Mengenai cara analisis yang baru menyertakan hasil CT (Computerised Tomography) scan dalam alasan tentukan satu orang tertular virus Corona atau mungkin tidak.
Dengan cara baru ini, pasien dapat dideteksi serta diatasi sedini kemungkinan," tutur Komisi Kesehatan Nasional di Hubei seperti diambil dari Kanal News Asia, Kamis, 13 Februari 2020. Awalnya, proses analisis masyarakat yang tertular virus Corona memakai cara tes nucleic acid. Cara CT scan sempat diaplikasikan, tetapi di rasa kurang tepat begitu waktu kemarin.
Terakhir, cara tes nucleic acid di rasa begitu lambat bersamaan dengan terus menambahnya pasien virus Corona. Di lain sisi, pandangan pada simptom virus Corona juga bertambah lebih baik. Akhirnya, pemerintah kembali mengaplikasikan cara CT Scan yang di rasa bertambah cepat.
Untuk pastikan analisis berdasar hasil CT scan dapat berjalan berkelanjutan, tutorial telah diberikan ke beberapa propinsi tidak hanya Hubei. Disamping itu, data pasien serta kontrol awalnya juga diperbaharui untuk pastikan tidak ada yang selamat.
"Pandangan kami pada tanda-tanda pneumonia karena virus Corona makin dalam, bersamaan dengan semakin menambahnya pengalaman dalam lakukan analisis serta perawatan," tutur Komisi Kesehatan Nasional dalam info persnya.
BACA JUGA : 500 Anggota Rumah Sakit Terkenak Virus Corona
Dari hasil pergantian cara ialah lonjakan angka masalah virus Corona (COVID-19) yang bertambah cepat. Dalam satu hari, kira-kira 15 ribu masalah baru virus Corona didapat, meningkatkan jumlahnya pasien di Cina dari 44.653 jadi 59.493.
Pergantian cara ini tidak langsung langsung disikapi positif. Ahli politik Cina dari School of Global Policy & Strategy at UC San Diego, Victor Shih, melihat pergantian cara jadi bukti jika Cina sejauh ini menggenggam dua data masalah masalah Virus Corona. Shih cemas jika Cina coba tidak untuk berlaku transparan masalah bukti virus Corona. "Bila pemerintah tidak menggenggam dua data, tidak mungkina mereka dapat meningkatkan sangat banyak pasien dalam satu hari," tutur Shih.
0 Komentar